Ciri-ciri Novel Angkatan 20/30-an
Ciri-cirinya :
a. Pleonasme (menggunakan kata-kata yang berlebihan)
b. Bahasa terkesan kaku dan statis
c. Bahasanya sangat santun
Sekarang cobalah tentukan ciri dari kutipan beberapa novel berikut ini!
Kutipan 1
. . . . dan ia hendak terus berlari-lari sekali kepada saudara-saudaranya memperagakan cokelat yang diperolehnya itu, . . . .
Kutipan 2
“Suparno manis betul, bukan? Nanti Tante beri coklat.” . . . .
Kutipan 3
Seraya menunjuk kepadanya, lahir dari kalbunya yang jernih itu ucapan yang tiada dibuat-buat, “Om No!”
Kutipan 4
Suatu hari ketika matahari hendak masuk ke peraduannya, hawa panas bertukar mejadi agak sejuk, dan angin lemah lembut bertiup sepai-sepoi. Pohon kenari yang besar-besar dan tinggi kanan kiri jalan menggerakkan ranting dan daun-daunnya, udara pada waktu itu sedap dan nyaman rasanya.
Kutipan 5
Di muka rumah tersebut di atas, berdiri seorang perempuan. Mukanya asam saja, tiada sabar rupanya.
Kutipan 6
Perempuan itu ke luar membawa uang. Sebelum menguncikan pintu ia memandang dulu kepada anak yang sedang menangis itu, dengan membeliakkan mata, sambil berkata, “Tutup mulut! Kalau tidak . . . .”
Kutipan 7
. . . berteriaklah ia minta tolong serta berkutat, hendak melepaskan diri dari tangan penjahat itu.
Sinopsis beberapa novel Angkatan 20/30-an:
@ Novel Salah Asuhan
@ Novel Layar Terkembang
@ Novel Dian yang Tak Kunjung Padam
@ Novel Sitti Nurbaya
@ Novel Azab dan Sengsara
a. Pleonasme (menggunakan kata-kata yang berlebihan)
b. Bahasa terkesan kaku dan statis
c. Bahasanya sangat santun
Sekarang cobalah tentukan ciri dari kutipan beberapa novel berikut ini!
Kutipan 1
. . . . dan ia hendak terus berlari-lari sekali kepada saudara-saudaranya memperagakan cokelat yang diperolehnya itu, . . . .
Kutipan 2
“Suparno manis betul, bukan? Nanti Tante beri coklat.” . . . .
Kutipan 3
Seraya menunjuk kepadanya, lahir dari kalbunya yang jernih itu ucapan yang tiada dibuat-buat, “Om No!”
Kutipan 4
Suatu hari ketika matahari hendak masuk ke peraduannya, hawa panas bertukar mejadi agak sejuk, dan angin lemah lembut bertiup sepai-sepoi. Pohon kenari yang besar-besar dan tinggi kanan kiri jalan menggerakkan ranting dan daun-daunnya, udara pada waktu itu sedap dan nyaman rasanya.
Kutipan 5
Di muka rumah tersebut di atas, berdiri seorang perempuan. Mukanya asam saja, tiada sabar rupanya.
Kutipan 6
Perempuan itu ke luar membawa uang. Sebelum menguncikan pintu ia memandang dulu kepada anak yang sedang menangis itu, dengan membeliakkan mata, sambil berkata, “Tutup mulut! Kalau tidak . . . .”
Kutipan 7
. . . berteriaklah ia minta tolong serta berkutat, hendak melepaskan diri dari tangan penjahat itu.
Sinopsis beberapa novel Angkatan 20/30-an:
@ Novel Salah Asuhan
@ Novel Layar Terkembang
@ Novel Dian yang Tak Kunjung Padam
@ Novel Sitti Nurbaya
@ Novel Azab dan Sengsara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar