BAB I
PENDAHULUAN
Membahas tentang arti dan pengertian serta fungsi masalah pertumbuhan remaja adalah merupakan hal penting untuk kita ketahui terutama dikalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia, sebab sangat bermanfaat jika kita mengetahuinya. Walaupun ada sulitnya , jika
kita membicarakan tentang masalah pertumbuhan dan perkembangan remaja. Dalam kemajemukan yang ada hal ini sangat memerlukan suatu usaha untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas dan sikap saling memahami, menghargai dan juga menghormati. Bila seseorang gagal melalui tugas perkembangan pada usia sebenarnya, maka pada tahap perkembangan berikutnya adan terjadi masalah pada diri seseorang tersebut. Untuk mengenal kepribadian remaja perlu diketahui juga tugas tugas perkembangannya. Pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya.
Bila hal ini tidak diselesaikan pada masa remaja tentu saja akan menjadi masalah pada perkembangan selanjutnya ( masa remaja, dewasa bahkan sampai tua sekalipun ). Kegoncangan jasmani dan mental remaja akan bertambah pula pada pengerahian dan kecerdasan pada puncak masalah yang dihadapinya.
BAB II
PEMBAGIAN ADOLENSI MENURUT FAKTOR UMUR
9-12 Thn / Pra Adolensi
Dapat bertentangan yang kadang kadang cukup memprihatinkan antara laki laki melawan para wanita, dalam perkelahian yang tidak dapat dibiarkan. Dengan sendirinya selalu disambut pihak luar dan dapat berakibat “ dendam dan reaksi depresi ringan “
12-16 Thn/ Adolensi Dini
Masa ini ditandai dengan pra okupasi seksual yang meninggi dan tidak jarang karena itu remaja secara relative merosot kreatifitasnya, ketekunan dan keberhasilannya. Ia mulai lebih merenggang dari orang tuanya dan membentuk kelompok kawan/sahabat. Dalam tendensinya kearah penarikan diri dengan tingkah laku yang kurang dapat dipertanggung jawabkannya “ acting out behavior “
16-18 Thn/ Adolensi menengah
Hubungan kawan kawan dari jenis kelamin lainnya mulai meningkatkan pentingnya juga fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran mistik , religious, dalam menduduki tempat urutan prioritasnya. Politik dan kebudayaannya sangat menyita perhatian sehingga kritik pedas yang dilontarkan kepada keluarganya. Seksualitas mulai tampak dalam skala identifikasinya explosiritas terarah tapi itu merupakan seruan minta pertolongan.
18-20 Thn/ Adolensi akhir
Remaja mulai lebih luas mantap dan dewasa dalam ruang lingkup penghayatannya. Ia lebih bersifat menerima dan mengerti, malahan mulai menghargai berbagai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya ditolak. Memilih karir tertentu termasuk kemungkinan realistis dan sikap/kedudukannya. Cultural, politik maupun etik. Moralnya lebih mendekati dari orang tuanya bila kondisinya kurang menguntungkan seperti studi yang berlarut/ berkepanjangan, maka masa ini diperpanjang dengan konsekuensi imitasi, kebosanan dan kemerosotan taraf kesehatan jiwannya. Komplikasi yang lazim dijumpai dan perlu dibimbing dengan baik dan bijaksana. Bila masa ini dapat diakhiri dengan baik mungkin mengalami “ kekosongan relative “ karena pola tingkah laku/ figure orang tua yang di “ idielasisasi “ terpaksa hapus dan mundur.
PERANGAI ORANG TUA DAN AKIBARNYA PADA ANAK REMAJA
Perangai Orang Tua | Akibatnya Pada Anak Remaja |
Penolakan/ rekection | Perasaan tidak percaya diri, sering mencari perhatian lingkungan, mogok, bermusuhan dan menerima efeksi |
Pemanjaan | Egoistic, suka menuntut, toleransi terhadap frustasi sedikit saja, berontak, kurang bertanggung jawab, |
Dominasi orang tua | Menurut saja, selalu merasa dirinya kurang, ingin menggantungkan dirinya kepada orang lain |
Ketentuan moral yang ketat/ keras | Kaku dan konflik dalam hari, perasaan bersalah dan berdosa, merasa kurang harga diri |
Disiplin terlampau keras | Sering memepersalahkan diri dan kebutuhan dukungan pada pihak orang lain menyelesaikan tugas dan sebaliknya daoat bereaksi mogok dan nekad disebabkan benci |
Disiplin tidak konsisten | Kacaunya system pribadi , cenderung tak konsisten, maju mundur, kurang dapat dipercaya pada konflik |
Persaingan keras antar saudara | Sikap permusuhan yang terbuka/tertutp, kurang ketenangan hati, kurang percaya, bertingkah kanak kanak |
Orang tua neurotic/ Kestabilan mental | Cenderung mengoper hal yang menjadi sumber kekhawatiran orang tuanya , cenderung meniru reaksi reaksi dari orang tuanya |
Nilai moral yang tidak baik | Mengoper sikap sikap yang im-moral dan tidak etik, cenderung meniru reaksi reaksi yang berhubungan dengan yang berwajib |
Ambisi terlalu tinggi bagi anak ( ambisius, perfectionism ) | Idialisme yang tidak realistis, mengalami frustasi karen kegagalan diikuti rasa berdosa dan tidak berharga |
Perceraian orang tua | Stress, cemas, merasa rendah diri, diombang ambing antara loyalitas ayah dan ibu |
TEMPRAMEN MASALAH REMAJA MENURUT PARA AHLI
Hipocrates ( 460-370 SM ) sering disebut bapak ahli ilmu psikologi. Tempramen ini menarik perhatian sebab problema penting ini agak diabaikan didunia remaja.
Hipocrates membedakan 4 tempramen, yaitu :
Orang Sanguin
Selalu periang dan penuh pengharapan, mengangga segala sesuatu yang dihadapi sebagai amat penting, tapi segera dapat melupakannya sama sekali saat kemudian ia adalah seseorang penghutang yang jelek yang terus menerus meminta waktu untuk membayar. Ia amat luwes, pandai bergaul. Dan periang
Orang melankolik
Menganggap segala sesuatu amat penting, disegala tempat mereka perhatikan dari sesuatu keadaan ialah kesulitannya. Ini dilakukan bkan dasar pertimbangan ke-ahklakannya melainkan karena kekhawatirannya, berprasangka dan sibuk berpikirnya melainkan karena kekhawatirannya, berprasangka dan sibuk berpikir
Orang Kolerik
Berkepala panas, mudah sekali dibangkitkan gairahnya tapi mudah pula jadi tenang jika lawannya yang dihadapinya mengaku kalah. Ia orang yang sibuk tapi tidak menyukai berada tepat ditengah tengah kesibukan, sebab ia tidak tabah, ia menyukai penampilan kemegahan dan formalitas. Ia penuh dengan kebanggan dan cinta diri sendiri, ia memilih untuk memberikan perintah perintah tapi tidak mau diganggu dengan pelaksanaan perintahnya
Orang Flegmatik
Tidak adanya gairah, bukan kelemahan, mengatakan secara tidak langsung, kecongkakan untuk tidak mudah dan tidak cepat kena pengaruh. Orang seperti ini lambat. Ia bertindak atas dasar keyakinan dan bukan dari naluri. Ia dapat diandalkan dalam bergaul dan biasnya dapat maju karena kegigihannya dalam mencapai cita cita yang dikehendakinya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
Upaya dalam masalah pertumbuhan dan perkembangan remaja pada sejak dini remaja sangatlah baik. Kesadaran untuk mengenal kepribadian remaha perlu diketahui perkembangannya. Pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya. Dan perlu diselesaikan pada masa remaja jika hal ini dibiarkan akan menjadi masalah untuk perkembangannya selanjutnya. Bahkan sampaitua sekalipun. Dimana katahui remaja terkadang melakukan tindakan tindakan negative dan tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Banyak pertumbuhan dan perkembangan remaja yang terjadi saat ini tidak dapat ditangani dengan baik. Pada fase ini remaja masih menunjukkan kekanak kanakan namun disisi lain dituntut bersifat dewasa.
SARAN
1) Perkuatlah iman kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Jadilah menjadi contoh yang terdepan pada remaja lainnya
3) Pilihlah pergaulan yang sehat
4) Menumbuhkan gagasan gagasan dalam bentuk kegiatan positive dan kreatif
SUMBER
-Buku Pintar
-Internet
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar